Sabtu, 14 September 2013

Dunia akan kebanjiran data pada 2016?

Dunia Akan Kebanjiran Data Pada 2016?

detail berita
Presiden Direktur IBM Indonesia, Suryo Suwignjo (foto: Ayunda W Savitri/Okezone)
JAKARTA - Seiring berkembangnya teknologi dan pertumbuhan pesat pada penggunaan data, perusahaan analis data, IDC, memprediksikan akan ada lonjakan data yang besar di dunia pada 2016. Fenomena ini menuntut kebutuhan penyimpanan data yang lebih besar.

Dalam dua tahun terakhir lonjakan data mencapai 90 persen dan menyebabkan banyak perusahaan mendapat kendala dalam hal kapasitas penyimpanan data, kecepatan dan kinerja perusahaan.

Perkiraan IDC terkini tentang pasar teknologi dan layanan Big Data di seluruh dunia akan berkembang dengan Compound Annual Growth Rate (CAGR) sebesar 3,7 persen. Angka ini sekitar tujuh kali lipat tingkat pertumbuhan TIK secara keseluruhan.

Penggunaan data yang besar, atau Big Data, kini tak hanya jadi masalah perusahaan-perusahaan besar untuk menangani penyelesaian tentang penyimpanan.

Perusahaan menengah juga ikut kelimpungan menangani penyimpanan data yang semakin besar. Sejalan dengan kemajuan teknologi saat ini, penyimpanan data besar seharusnya sudah beralih kepada sistem penyimpanan berbasis cloud service.

Sedangkan di Indonesia, sebanyak 91 persen penyimpanan data masih menggunakan harddisk yang mana membutuhkan biaya dan ruang yang lebih banyak dan akan terus bertambah. Country Manager System Technology Group IBM Indonesia, Gunawan Susanto, menilai hal ini tidak lagi efisien untuk diterapkan untuk saat ini, terlebih di masa datang.

"Ketika data bertambah otomatis harus keluar biaya lebih untuk membeli harddisk, dan ruang yang lebih untuk penyimpanan harddisk. Ini tidak efisien," kata Gunawan dalam konfrensi pers IBM, Kamis (12/9/2013), di Jakarta.

Untuk mengantisipasi lonjakan data tersebut, perusahan storage software, IBM, memberikan solusi dengan teknologi Flash untuk mempercepat Big Data analytic.

IBM Smarter Storage melakukan pendekatan mengurangi biaya dan mengelola pertumbuhan kapasitas, menganalisa pola secara otomatis, serta mempermudah menyesuaikan diri secara cloud dengan kondisi yang kerap berubah.

Teknologi Flash merupakan memory rewritable (dapat ditulis ulang) yang efisien serta dapat mempercepat penyampaian pesan.

"Bertemunya Big Data, social, mobile dan teknologi cloud menciptakan lingkungan pada perusahaan yang lebih cepat, efisien, dan akses ke wawasan bisnis yang dapat dipenuhi melalui Flash," tandas Gunawan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar